Wednesday, 31 December 2014

Menjadi Remaja Vegetarian

Gaya hidup vegetarian yang hanya makan produk nabati dan menghindari produk hewani makin populer, terutama di kalangan anak muda. Meski tujuannya baik, hal itu membuat kekhawatiran pada banyak orangtua, apakah anak-anak yang menjadi vegetarian tetap mendapat asupan gizi yang cukup untuk pertumbuhannya.


American Dietetic Association di AS mengatakan bahwa pola makan semacam itu akan tetap sesuai untuk semua fase kehidupan, termasuk anak-anak dan remaja, asalkan tetap direncanakan dengan baik.

Pola makan vegetarian atau vegan yang direncanakan dengan baik tetaplah sehat, memberikan asupan gizi yang memadai dan dapat memberikan manfaat kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit tertentu.

“Anda benar-benar dapat merasakan perbedaan ketika makan sesuatu dari tanah dan sesuatu dari pabrik,” kata Niki Gianni, aktivis binatang yang menjadi vegan setelah menonton video penjagalan hewan ternak yang menurutnya kejam di YouTube ketika ia berusia 11 tahun.

Jumlah vegetarian di Amerika Serikat diperkirakan akan meningkat selama sepuluh tahun ke depan. Pola makan vegetarian berhubungan erat dengan menurunnya risiko kematian akibat penyakit jantung.

Vegetarian juga tampaknya memiliki tingkat kanker yang lebih rendah secara keseluruhan, dan memiliki tekanan darah lebih rendah dibandingkan non vegetarian.

“Vegetarianisme lebih dari sekedar tidak makan daging dan gaya hidup berbasis tanaman. Vegetarian tetap memiliki kandungan nutrisi yang cukup dalam makanannya. Seseorang bisa luar biasa bergizi, baik melalui pola makan vegetarian, jika dapat memilih makanan dengan bijaksana dan tepat,” kata Roberta Anding, ahli diet di Baylor College of Medicine dan Texas Children Hospital sekaligus seorang juru bicara asosiasi diet.

“Makan berbagai sayuran dan buah-buahan penting dalam pola makan ini. Kacang, tanaman polong, kacang-kacangan, tahu dan biji-bijian adalah sumber protein yang sangat baik. Vegetarianisme menjadi makin populer di kalangan orang muda,” kata Lilian Cheung, direktur promosi kesehatan dan komunikasi di Harvard School of Public Health’s Department of Nutrition

“Saya pikir alasan mengapa veganisme menjadi makin populer adalah akibat adanya selebriti seperti Presiden Clinton yang menjadi vegan,” imbuh Cheung yang juga menjabat sebagai direktur editorial situs departemen nutrisi, The Nutrition Source.

Kewaspadaan dan pendidikan sangat penting karena masa remaja adalah periode kedua dan terakhir pertumbuhan dan pembangunan tubuh yang cepat. Remaja membutuhkan nutrisi perkembangan tubuh, termasuk kalsium, vitamin D, B12 dan zat besi.

Dikutip dari Budaya Hidup Sehat, remaja atau anak-anak vegetarian yang memutuskan untuk tidak mengkonsumsi produk susu perlu mencari alternatif sumber kalsium lainnya. Kalsium dapat ditemukan dalam almond dan sayuran berdaun hijau, meskipun jumlahnya kecil.

Vitamin B12 yang banyak ditemukan dalam protein hewani dapat menjadi perhatian serius jika susu atau telur tak lagi dikonsumsi. Kekurangan vitamin B12 terlihat nyata dari waktu ke waktu. Vitamin ini disimpan dalam hati dan ketika kadarnya di tubuh rendah, tubuh akan menarik cadangan vitamin dari organ.

“Cepat atau lambat akan habis, orang yang kekurangan vitamin B12 dapat berakhir dengan gangguan mental yang permanen. Saya salut terhadap orang yang memilih tidak memakan daging, dilihat dari perspektif lingkungan. Tapi saya tidak ingin menyelamatkan planet ini dan mengorbankan para vegan. Para vegan harus tetap meminum suplemen vitamin B12,” kata Anding.

Untuk membantu asupan zat besi, Anding merekomendasikan agar menggunakan wajan besi untuk memasak, sehingga beberapa zat besi akan larut ke dalam makanan. Vitamin dan suplemen mineral dapat menyediakan asupan zat besi yang cukup serta nutrisi penting lainnya.

“Jelas, ada beberapa manfaat besar dari diet berbasis tanaman, jadi saya tidak keberatan untuk itu. Saya pikir semakin ketat pola makan, semakin eksklusif, dan semakin sulit bagi orang rata-rata untuk menerapkan perubahan pola makan, ” pungkasnya seperti dikutip dari CNN.com.

No comments:

Post a Comment